Kritik Keras terhadap Pemberitaan Media Online Perisaihukum.com yang Dinilai Tidak Profesional dan Tidak Berimbang


Probolinggo Breaking News ✓ Suaragenerasibangsa.com,- 28 Juli 2025 – Sebuah pemberitaan yang ditayangkan oleh salah satu media online, Perisaihukum.com, dengan judul "Proyek Peningkatan Jalan di Probolinggo Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, LSM dan Media Temukan Banyak Kejanggalan", menuai kritik keras dari sejumlah pihak, termasuk pelaksana proyek dan kalangan pengawas di lapangan.

Pasalnya, dalam berita tersebut, media menggunakan narasi praduga dan menyampaikan informasi teknis yang dianggap tidak berdasar dan tidak melalui verifikasi profesional. Salah satu sorotan utama adalah dugaan bahwa proyek paving block tidak memenuhi standar mutu K-300, dan hanya menggunakan mutu K-200. Padahal, menurut hasil uji laboratorium, paving block tersebut justru memiliki tegangan hancur lebih dari 600 kg/cm², jauh melampaui standar minimum yang dipersyaratkan.

"Ini jelas mencemarkan reputasi pekerjaan. Hasil laboratorium sudah jelas, kok malah dipelintir dengan tuduhan yang tidak berdasar. Paving block ini bahkan melebihi standar mutu K-300. Artinya, kualitasnya sangat baik," tegas salah satu pengawas teknis yang enggan disebutkan namanya.

Lebih lanjut, pengawas tersebut juga menjelaskan bahwa foto yang digunakan dalam pemberitaan tersebut diambil sebelum paving block dipasang dengan sempurna. Foto tersebut ditampilkan di bagian tikungan jalan dan diambil dengan sudut yang menimbulkan kesan proyek amburadul.

"Kalau pemasangannya seperti di foto itu, jelas belum selesai. Kami masih dalam tahap penyesuaian susunan sebelum dikunci dan dipadatkan. Sayangnya, media itu malah memuat foto yang tidak utuh konteksnya, dan tanpa konfirmasi yang jelas," tambahnya.

Pihak pelaksana proyek juga menyayangkan etika jurnalistik yang diabaikan dalam pemberitaan tersebut. Selain tidak memberikan ruang konfirmasi yang memadai, wartawan yang membuat berita justru mengakui bahwa ia bekerja atas kontrak pihak tertentu.

“Saya hubungi wartawan itu, dan yang bersangkutan hanya membalas, ‘Mohon maaf… Aku di kontrak orang’. Ini ironis. Pers seharusnya menjadi pengontrol yang independen, bukan alat bayaran untuk menjatuhkan pihak lain,” ujar pelaksana proyek dengan nada kecewa.

Lebih dari itu, terkait dengan isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang juga disebutkan dalam pemberitaan, pengawas proyek menegaskan bahwa prosedur K3 telah dijalankan sesuai standar. Namun, dalam beberapa kondisi di lapangan, terutama saat cuaca sangat panas, ada tukang yang secara sporadis melepas alat pelindung tanpa seizin pengawas.

"Kita terus mengingatkan para tukang soal K3. Tapi kalau sedang sangat panas, kadang mereka lepas pelindung kepala tanpa izin. Itu pun langsung kami tegur. Jangan sedikit kekurangan dijadikan alasan membunuh reputasi seluruh proyek," ujarnya lagi.

Para pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan ini menegaskan bahwa kritik boleh dan perlu, tetapi harus berimbang dan berdasarkan fakta. Proyek yang dikerjakan dengan standar mutu dan teknis yang baik, justru dicemarkan oleh pemberitaan sepihak tanpa dasar ilmiah.

Mereka juga menyesalkan media yang mengedepankan sensasi dan “pesanan” pihak tertentu ketimbang menjalankan fungsi kontrol sosial yang objektif.

"Kita mendukung transparansi dan kritik terhadap proyek negara. Tapi jangan dijadikan alat balas dendam atau alat bisnis. Kalau ingin membongkar kejanggalan, silakan, tapi dasarkan pada data, laboratorium, dan konfirmasi yang utuh. Jangan asal tuduh," pungkas pelaksana proyek.

Pemberitaan seperti ini menjadi catatan penting bagi insan pers agar tidak terjebak dalam praktik jurnalisme pesanan. Masyarakat berhak mendapatkan informasi yang akurat, berimbang, dan tidak tendensius. Bila hal ini dibiarkan, maka media justru kehilangan fungsinya sebagai pengawal demokrasi dan hanya menjadi corong kepentingan pribadi.


Tim-Redaksi 
Media: www.Suaragenerasibangsa.com / Suaragenerasibangsa.my.id

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama

Terkini