suaragenerasibangsa.com ✓ Lumajang – Suara hentakan kaki berpadu komando lantang menggema di jantung Kota Lumajang, Rabu (13/8/2025). Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah) bersama Wakil Bupati, Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha) melepas ratusan peserta Lomba Baris Berbaris dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Stadion Semeru Lumajang.
Bukan sekadar perlombaan, ajang ini menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda — mengajarkan keteraturan, memupuk kekompakan, dan menanamkan komitmen pada nilai-nilai luhur kebangsaan.
Mengusung tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, lomba diikuti 115 regu dari berbagai kalangan. Tingkat SMA/SMK/MA sederajat menyumbang 79 regu (29 putra, 50 putri), sementara kategori umum diikuti 36 regu (30 putra, 6 putri), termasuk 28 regu dari Perangkat Daerah dan satu regu Kecamatan Randuagung.
Bupati Indah menegaskan, baris-berbaris adalah latihan hidup yang tak lekang oleh waktu.
“Keteraturan langkah, kekompakan gerakan, dan kepatuhan pada aba-aba adalah cermin disiplin yang bermanfaat seumur hidup. Inilah cara kita menanamkan mental juang, rasa hormat terhadap aturan, dan cinta tanah air,” ujarnya.
Wakil Bupati Yudha menambahkan, baris-berbaris mengajarkan setiap individu untuk selaras dengan ritme kelompok tanpa kehilangan identitas.
“Dari sini kita belajar kebersamaan, saling menghargai, dan menjaga harmoni. Nilai-nilai ini adalah bekal penting dalam membangun masyarakat yang solid,” ungkapnya.
Start dimulai di Stadion Timur dan finis di depan Kampus Universitas Jember (UNEJ) Lumajang. Dengan jarak 3,4 km, peserta melintasi jalur utama kota sambil menjaga ketepatan formasi. Rute tahun ini diatur ulang demi mengurai kemacetan di Jalan Veteran.
Sorakan warga di sepanjang rute menjadi energi tambahan bagi para peserta. Dukungan itu bukan sekadar memberi semangat, tapi juga pengakuan bahwa disiplin, kerja sama, dan komitmen adalah nilai yang layak dirayakan.
Lomba baris-berbaris di Lumajang membuktikan, pendidikan karakter tidak selalu lahir dari ruang kelas. Tradisi ini mengajarkan bahwa membangun bangsa dimulai dari langkah-langkah yang teratur, kekompakan yang terjaga, dan komitmen yang kokoh — modal utama menuju Indonesia yang lebih maju.
Penulis: Arini