Lumajang, suaragenerasibangsa.com – Keamanan lingkungan di desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang kembali dipertanyakan setelah dua motor milik mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) raib digondol maling di halaman Balai Desa Alun-Alun. Kejadian itu terjadi pada Rabu, 6 Agustus 2025, diperkirakan pukul 03.18 dini hari.
Korban adalah Thoriq, mahasiswa Universitas Jember (UNEJ), dan Ika, mahasiswa Universitas Islam Negeri KHAS Jember (UIN KHAS Jember). Keduanya sedang menjalankan tugas pengabdian masyarakat saat musibah ini menimpa mereka. Motor yang hilang adalah Honda Vario hitam milik Thoriq dan Honda Beat hitam milik Ika.
“Sangat disayangkan, lokasi balai desa yang seharusnya menjadi tempat aman justru menjadi lokasi pencurian. Ini jelas kegagalan sistem keamanan lingkungan,” ujar seorang warga yang kecewa namun meminta namanya tidak disebutkan.
Warga menyebut tidak ada penjagaan, tidak ada kamera pengawas yang aktif, dan minimnya ronda malam menjadi celah besar yang dimanfaatkan pelaku. Terlebih, kasus serupa pernah terjadi di desa Alun-alun namun tak ada pembenahan berarti dari pihak terkait.
Yang menjadi sorotan tajam, pernyataan resmi dari Kepala Desa Alun-Alun maupun pihak kecamatan pasca kejadian belum diterima masyarakat. Kehilangan motor mahasiswa seperti ini dianggap musibah biasa, kejadian serupa juga jarang mendapat perhatian serius. Padahal, mahasiswa datang dengan niat mulia untuk membantu masyarakat desa.
“Jangan sampai ini jadi tradisi buruk. Mahasiswa datang ke desa untuk membantu pembangunan sosial, bukan untuk menjadi korban kriminalitas akibat kelalaian pemerintah desa,” ujar warga lainnya dengan nada kesal.
Pihak Polres Lumajang sudah turun tangan dengan melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Namun masyarakat masih ragu apakah kasus ini akan benar-benar terungkap atau hanya akan menjadi bagian dari daftar panjang kasus curanmor yang tidak jelas penyelesaiannya.
“Kalau di balai desa saja tidak aman, bagaimana dengan rumah-rumah warga? Kami minta kepolisian dan pemerintah daerah mengevaluasi total keamanan lingkungan di Ranuyoso,” tegas seorang tokoh masyarakat.
Desakan keras kini muncul dari warga agar ada pembenahan total keamanan desa, khususnya jika lokasi tersebut ditunjuk kembali sebagai tempat program pengabdian mahasiswa. Jika tidak ada perubahan nyata, dikhawatirkan Ranuyoso akan mendapatkan stigma buruk sebagai desa rawan kejahatan dan tidak ramah bagi tamu maupun penduduknya sendiri.
Tim-Redaksi