Suaragenerasibangsa.com✓Audiensi yang digelar oleh Aliansi Madura Indonesia (AMI) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sampang serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di ruang pertemuan DLH Sampang, mendadak diwarnai insiden mengejutkan. Lampu di dalam ruangan tiba-tiba padam, sementara di ruangan lain justru terlihat tetap menyala.
Kejadian tak terduga ini menimbulkan dugaan kuat adanya unsur sabotase untuk menghambat jalannya audiensi yang semula direncanakan membahas persoalan strategis terkait lingkungan hidup di Kabupaten Sampang.
Ketua Umum Aliansi Madura Indonesia, Baihaqi Akbar, secara tegas menyatakan kekecewaannya. Menurutnya, padamnya lampu secara mendadak di ruang audiensi jelas mengganggu jalannya forum diskusi dan mengurangi kenyamanan peserta.
“Kami sangat menyayangkan insiden ini. Lampu tiba-tiba padam hanya di ruangan tempat audiensi berlangsung, sementara ruangan lain tetap terang benderang. Ini sangat mengganggu jalannya pertemuan dan membuat suasana menjadi tidak kondusif,” tegas Baihaqi Akbar dengan nada kecewa.
Baihaqi menambahkan, audiensi yang seharusnya berjalan produktif justru terhambat karena kondisi ruangan menjadi panas, minim penerangan, dan suasana tidak nyaman. Hal itu menurutnya mencederai semangat transparansi dan komunikasi publik yang mestinya dijunjung tinggi oleh institusi pemerintahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sampang, Faisol, memberikan klarifikasi bahwa padamnya lampu tersebut bukan akibat pemadaman dari PLN, melainkan karena adanya gangguan pada instalasi listrik internal gedung DLH.
“Bukan pemadaman dari PLN. Ini murni karena gangguan instalasi listrik di gedung DLH. Lampu di luar tetap menyala normal. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, kegiatan tetap bisa dilanjutkan meski dengan kondisi seadanya,” jelas Faisol.
Meski audiensi tetap berlangsung, suasana forum menjadi kurang maksimal. Beberapa peserta bahkan terlihat gusar karena kondisi ruangan terasa gerah akibat sistem penerangan dan pendingin udara yang tidak berfungsi.
Baihaqi Akbar menegaskan, pihaknya akan terus mengawal jalannya komunikasi publik antara masyarakat dan pemerintah daerah. Ia menilai, apapun alasannya, insiden ini seharusnya tidak terjadi di ruang pertemuan resmi pemerintahan.
“Kalau memang hanya gangguan teknis, harusnya bisa segera ditangani. Tapi kalau benar ada unsur kesengajaan, ini sangat memalukan. Kami akan mencatat hal ini sebagai preseden buruk dalam pelayanan publik di Kabupaten Sampang,” pungkasnya.
Insiden padamnya lampu di tengah audiensi tersebut kini memicu spekulasi dan perdebatan di kalangan aktivis maupun masyarakat. Publik berharap, ke depan pemerintah daerah bisa lebih profesional dalam memfasilitasi forum-forum resmi, agar tidak ada lagi dugaan sabotase atau praktik yang mencederai demokrasi di ruang publik.
Eko Andika
Tags
Berita Sampang