Probolinggo, Suaragenerasibangsa.com - Setiap pagi, suasana di sepanjang Jalan Suroyo Kota Probolinggo, menjadi lebih hidup. Bukan hanya karena banyak pengunjung Car Free Day (CFD) yang ramai, melainkan juga karena hadirnya lapak sederhana di depan pintu masuk museum Probolinggo.
Di lapak sederhana tersebut, sejumlah siswa dari SMK Negeri Sukapura tampak sibuk menjajakan aneka jajanan berbahan dasar kentang. Dimana umbi-umbian itu hasil dari lahan pertanian daerah setempat.
Dari bahan dasar kentang ini, SMKN Sukapura mengolahnya menjadi makanan Bakpia yang menjadi produk homemade asli Sukapura dengan variasi yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Varian Coklat, Keju, hingga varian Matcha.
Makanan yang tertata rapi dalam kemasan box ini bukan hanya menjadi buruan warga yang lewat khususnya pengunjung CFD sejak pagi hari melainkan di balik aktivitas ini, tersimpan metode pembelajaran langsung yang diterapkan oleh SMK Negeri 1 Sukapura ke pada siswanya.
“Sebenarnya ini bukan masuk ke praktik kewirausahaan, tapi ke pembelajaran mata pelajaran Dasar-Dasar Program Keahlian. Anak-anak yang jaga ini diajarkan cara pola Pemasaran. Kami latih sejak awal supaya nanti saat mereka bekerja sudah siap dan produktif,” jelas Warda satu Guru SMKN Sukapura.
Warda menyebutkan bahwa program ini merupakan bentuk pendidikan kontekstual. Para siswa diajak mempraktikkan secara langsung bagaimana cara melayani konsumen, menangani komplain, dan mendisplay produk, semua yang akan mereka hadapi nanti saat terjun ke industri retail seperti supermarket ataupun toko modern.
“Biasanya saya briefing dulu sebelum mereka bertugas. Saya beri jadwal rolling harian. Hari ini si A, besok si B. Jadi semuanya merasakan tugas di lapangan. Tujuannya, ketika nanti mereka sudah bekerja di perusahaan, outlet, maupun di toko modern, mereka nggak kaget atau gugup.” Terangnya.
Aktivitas ini dilakukan setiap Hari Minggu pagi di CFD Kota Probolinggo yang dimulai sejak pukul 05.00 - 10.00. Para siswa yang bertugas sudah siap lebih awal, lengkap dengan alat dan perlengkapan jualan. Menariknya, dari hasil penjualan, siswa juga diberi upah hasil sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
Untuk produknya, Fina mengatakan asli buatan sendiri hasil karya anak - anak SMK Negeri Sukapura bersama dengan para guru UMKM internal.
"Program ini tak hanya sekadar sarana belajar, tetapi juga membantu siswa secara ekonomi. Karena itulah semua dilakukan atas dasar kesepakatan dan komitmen bersama antara guru, siswa serta dukungan orang tua," pungkasnya.
Fina berharap, lewat program ini, para siswa siap mental dan keterampilan ketika bekerja ke industri maupun tempat retail. Tidak sekadar tahu teori, tapi juga paham cara menghadapi konsumen di dunia nyata.
“Kalau tidak dilatih sejak sekarang, bisa saja nanti saat PKL hanya disuruh hal ringan. Tapi kalau sudah terbiasa seperti ini, mereka punya mental siap kerja. SMK itu memang disiapkan untuk itu, SMK Bisa SMK Hebat,” imbuhnya.
Salah seorang pembeli, Anggia mengaku senang dengan bakpia kentang. Selain itu, Anggia mengapresiasi pelayanan yang sangat ramah ke customer yang ingin membeli produknya.
“Varian rasanya lengkap, Saya suka semua, dan praktis dengan kemasan box. Saya beli varian Coklat dan Matcha. Nanti dimakan bersama keluarga di Pelabuhan Mayangan," Jelas Anggia warga tengger bromo sambil mentengteng bakpia kentang yang dibelinya.
Dengan semangat dan pembinaan yang konsisten, SMK Negeri Sukapura membuktikan bahwa proses belajar tak selalu harus di dalam kelas. Dari lapak sederhana di pinggir jalan saat CFD ini, lahir siswa-siswa yang siap menghadapi dunia kerja dengan percaya diri dan pengalaman nyata. (Septyan)
